Saturday, September 13, 2008

Hal-hal Kecil yang Mengganggu

Kehidupan yang berjalan sesuai keinginan hati menjadi impian setiap orang. Memiliki anak yang mudah diatur, keadaan rumah yang bersih dan teratur, rencana bisnis yang selalu berjalan dengan lancar, yang pada intinya semua berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keingnan. Mungkin kita dapat maklum jika rencana-rencana besar kita gagal karena hal yang besar pula lantas bagaimana jika hal tersebut gagal karena hal-hal yang kecil? Seperti bangun kesiangan, lupa membawa barang-barang yang kita butuhkan, accu kendaraan rewel, terlambat masuk kantor, bertemu dengan guru anak kita sewaktu mengantar sekolah pagi, ketinggalan bus, terjebak kemacetan, harus berganti baju lagi karena makanan yang tumpah, tidak dapat menemukan kunci mobil, karena anak bermalas-malasan sehingga tidak bisa berangkat bersama-sama, dll. Meskipun hal-hal yang sepele namun dapat membuat kita emosi.

Terkadang kita sangat frustrasi dengan hidup yang kita jalani karena tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana bahkan melenceng jauh. Percayalah saudaraku bahwa kejadian tersebut membentuk kehidupan kita. Tuhan mempunyai rencana yang tak dapat kita duga. Tahukah saudara hal apa yang menyelamatkan para karyawan atas serangan WTC? Semuanya karena hal-hal kecil seperti diatas. Jadi belajarlah untuk menghargai setiap kejadian hidup meskipun kejadian tersebut kecil nan mengganggu.

Tuhan selalu ada dan Dia sealu memberi yang terbaik untuk hambaNya.

Salam hangat, Henry Y

Apakah kamu wortel, telur atau kopi?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.
Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.
Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.
Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi 'kesulitan' yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?" Bagaimana dengan kamu?
Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu."

"Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?."
"Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."
"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik."

"Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri".
MASALAH ADALAH UJIAN KENAIKAN TINGKAT BAGI MANUSIA...!!!!!

Wednesday, September 10, 2008

Nilai Seikat Kembang

Nilai Seikat Kembang

Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang
diparkir di depan kuburan umum.

Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan. Setelah
memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu
berkata,
"Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil
itu? Tolonglah Pak,karena para dokter mengatakan
sebentar lagi beliau akan meninggal!"

Penjaga kuburan itu menganggukkan kepalanya tanda
setuju dan ia segera berjalan di belakang sopir itu.

Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu
mobilnya dan berusaha tersenyum kepada penjaga kuburan
itu sambil berkata,
" Saya Ny . Steven. Saya yang selama ini mengirim uang
setiap dua minggu sekali kepada Anda. Saya mengirim
uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan
menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk
berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan hati Anda.
Saya ingin memanfaatkan sisa hidup saya untuk
berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong
saya."

"O, jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu? Nyonya,
sebelumnya saya minta maaf kepada Anda. Memang uang
yang Nyonya kirimkan itu selalu saya belikan kembang,
tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara
anak Anda." jawab pria itu.

"Apa, maaf?" tanya wanita itu dengan gusar.

"Ya, Nyonya. Saya tidak menaruh kembang itu di sana
karena menurut saya, orang mati tidak akan pernah
melihat keindahan seikat kembang.

Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan
kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin
yang saya jumpai, atau mereka yang sedang bersedih.
Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka
dapat menikmati keindahan dan keharuman
kembang-kembang itu, Nyonya," jawab pria itu.

Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar
sopirnya segera pergi.

Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari
mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos
penjaga kuburan.

"Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya? Saya Ny .
Steven. Saya datang untuk berterima kasih atas nasihat
yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar
bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang
masih
hidup jauh lebih berguna daripada meratapi mereka yang
sudah meninggal.

Ketika saya secara langsung mengantarkan
kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo,
kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka
bahagia,
tetapi saya juga turut bahagia.

Sampai saat ini para dokter tidak tahu mengapa saya
bisa sembuh, tetapi saya benar-benar yakin bahwa
sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan
saya!"

Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena
mengasihani diri sendiri akan membuat kita
terperangkap di kubangan kesedihan. Ada prinsip yang
mungkin kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu
dengan menolong orang lain sesungguhnya kita menolong
diri sendiri.


Thanks & Best Regards,