Saturday, October 18, 2008

Bersinar Bagai Permata

Sebuah batu permata ketika akan dijadikan perhiasan yang indah, akan merasakan banyak hal yang menyakitkan. Dia harus dipotong, dihaluskan beberapa kali dan kadang harus dilubangi. Batu permata itu tak kuasa menolaknya karena dia hanyalah sesuatu yang kecil. Namun satu hal yang dia sadari adalah bahwa semuanya itu bertujuan untuk menjadikan dirinya lebih indah dan baik dari sebelumnya.

Dalam hidup ini, Anda sering merasakan betapa kejamnya hidup ini. Sering terjadi pertengkaran dalam keluarga, perselingkuhan, kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan melelahkan, atasan yang kurang bersahabat, toko sepi, anak sulit diatur, lama tak mendapat pangilan kerja, sakit yang tiada kunjung sembuh, dibohongi rekan bisnis, jodoh yang tak kunjung datang, konflik dengan teman atau pacar, apa yang diimpikan selalu gagal ditengah jalan, dan masalah-masalah lain yang sempat membuat Anda berpikir untuk pergi meninggalkan dunia ini.

Namun dibalik itu semua, Anda harus tetap bersyukur. Mengapa? Karena Anda sedang dalam proses kehidupan yang bersinar.

Saudaraku, semua yang terjadi dalam hidup ini tentunya atas kehendakNYA. Tuhan tidak pernah memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. Mari kita berusaha semaksimal mungkin dan biarka Tuhan menentukan hasilnya. Melalui permasalahan yang kita hadapi, Tuhan ingin menjadikan kita semua luar biasa dan bersinar bagai permata.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Flp 4:6)

Salam hangat, Henry Y

Jalur Telepon Allah

Saya percaya, bahwa kita sebagai manusia terkadang menginginkan jawaban yang instan dan jelas dari Tuhan. Namun kadang, jawaban yang kita tunggu tak muncul juga. Sebenarnya Tuhan telah menjawab, namun kita-lah yang tidak kunjung mengerti. Tuhan telah menyiapkan seluruh jawaban atas permasalahan hidup di dalam kitab suci, namun sayangnya, tidak semua dari kita mengetahuinya, atau lebih dari itu, menangkap maksudnya.

Inilah beberapa contoh untuk mencari jawaban atas masalah hidup kita
  1. Saat berdukacita, call Yohanes 14
  2. Ketika merasa dikecewakan, call Mazmur 27
  3. Jika ingin membuahkan hasil dalam karya, call Yohanes 15
  4. Ketika Anda dihantui dosa, call Mazmur 51
  5. Bila Anda dicekam kekhawatiran, call Mateus 6:19-34
  6. Saat merasa dalam bahaya, call Mazmur 91
  7. Kala Tuhan terasa jauh, call Mazmur 139
  8. Bila Anda merasa perlu penguatan dalam iman, call Ibrani 11
  9. Ketika dirundung kesepian dan takut, call Mazmur 23
  10. Jika hidup terasa sedang dalam kepahitan, 1 Korintus 13
  11. Resep kebahagiaan, call Kolose 3:12-17
  12. Arti kekristenan, call 1Korintus 5:15-19

Serahkanlah kekhawatiranmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak selama-lamanya dibiarkanNYa orang benar itu goyah

Salam hangat, Henry Y



Friday, September 26, 2008

Pantang Menyerah

Saudaraku sekalian, hidup ini akan betul-betul berputar. Jangan putus asa. Akan ada banyak keajaiban Allah. Asal kita pantang menyerah, mau berusaha, dan kemudian mendekati Allah. Jalannya bisa dengan memperbaiki diri, dan membantu orang lain yang lebih susah ketika kita susah.

Saudaraku memang kita susah, tapi pasti ada yang lebih susah. Kita menderita, mungkin, tapi pasti ada yang lebih menderita. Nah kepada mereka yang lebih susah, lebih menderita inilah kita disuruh Allah berbagi. Sebab ikhtiar biasa saja tidak cukup. Untuk mendapatkan keajaiban pertolongan Allah, kita memang harus banyak-banyak membantu sesama.

Sunday, September 21, 2008

Bukan Kamu Melainkan Aku

Sebuah sms masuk kepada saya ketika saya sedang bersantai. SMS tersebut menggelitik hati dan pikiran saya, bunyinya, "ketika kita memohon uang, Tuhan malah memberi pekerjaan, ketika kita memohon kesabaran, justru Tuhan memberikan masalah untuk diselesaikan, ketika kita memohon kebahagiaan, Tuhan memberikan hari ini kita dengarkan, 'Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukanlah jalanKu,' Memang sebuah perikop yang bermakna dalam namun menjadi cobaan yang berat ketika harus dijalani dengan kehidupan.

Saudaraku, siapakah yang dapat menyelami rencana Tuhan? Rasa-rasanya seorang pastor pun tidaklah dapat menyelaminya. Jika pastor saja tidak dapat menyelaminya bagaimana dengan kita yang notabene biasanya hanya mempunyai pengetahuan iman yang dangkal? Namun satu hal yang pasti dari segala rencanaNya yang diberikan dalam hidup kita adalah semua demi kebaikan kita. Tuhan tidaklah pernah berencana untuk menghancurkan hidup kita. Dia selalu memikirkan dan mempersiapkan yang terbaik untuk kita.

Sebuah gelas yang berisi tentunya harus dikosongkan terlebih dahulu ketika akan diisi sari jeruk. Begitu pundengan kita, ketka Dia akan memberikan rahmat yang lebih besar dan lebih indah, maka Dia akan 'mengosongkan' hidup kita. Berpikirlah positif terhadap Tuhan ketika sesuatu yang menurut kita buruk terjadi. Dia selalu merancang yang terbaik untuk kita dan caranya selalu ajaib.

Dia mengerti, Dia peduli persoalan yang kita alami, namun satu hal yang Dia minta agar kita percaya sampai mujizat menjadi nyata (Lagu 'Mujizat Itu Nyata')

Salam hangat, Henry Y

Saturday, September 13, 2008

Hal-hal Kecil yang Mengganggu

Kehidupan yang berjalan sesuai keinginan hati menjadi impian setiap orang. Memiliki anak yang mudah diatur, keadaan rumah yang bersih dan teratur, rencana bisnis yang selalu berjalan dengan lancar, yang pada intinya semua berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keingnan. Mungkin kita dapat maklum jika rencana-rencana besar kita gagal karena hal yang besar pula lantas bagaimana jika hal tersebut gagal karena hal-hal yang kecil? Seperti bangun kesiangan, lupa membawa barang-barang yang kita butuhkan, accu kendaraan rewel, terlambat masuk kantor, bertemu dengan guru anak kita sewaktu mengantar sekolah pagi, ketinggalan bus, terjebak kemacetan, harus berganti baju lagi karena makanan yang tumpah, tidak dapat menemukan kunci mobil, karena anak bermalas-malasan sehingga tidak bisa berangkat bersama-sama, dll. Meskipun hal-hal yang sepele namun dapat membuat kita emosi.

Terkadang kita sangat frustrasi dengan hidup yang kita jalani karena tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana bahkan melenceng jauh. Percayalah saudaraku bahwa kejadian tersebut membentuk kehidupan kita. Tuhan mempunyai rencana yang tak dapat kita duga. Tahukah saudara hal apa yang menyelamatkan para karyawan atas serangan WTC? Semuanya karena hal-hal kecil seperti diatas. Jadi belajarlah untuk menghargai setiap kejadian hidup meskipun kejadian tersebut kecil nan mengganggu.

Tuhan selalu ada dan Dia sealu memberi yang terbaik untuk hambaNya.

Salam hangat, Henry Y

Apakah kamu wortel, telur atau kopi?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.
Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.
Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.
Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi 'kesulitan' yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?" Bagaimana dengan kamu?
Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu."

"Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?."
"Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."
"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik."

"Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri".
MASALAH ADALAH UJIAN KENAIKAN TINGKAT BAGI MANUSIA...!!!!!

Wednesday, September 10, 2008

Nilai Seikat Kembang

Nilai Seikat Kembang

Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang
diparkir di depan kuburan umum.

Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan. Setelah
memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu
berkata,
"Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil
itu? Tolonglah Pak,karena para dokter mengatakan
sebentar lagi beliau akan meninggal!"

Penjaga kuburan itu menganggukkan kepalanya tanda
setuju dan ia segera berjalan di belakang sopir itu.

Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu
mobilnya dan berusaha tersenyum kepada penjaga kuburan
itu sambil berkata,
" Saya Ny . Steven. Saya yang selama ini mengirim uang
setiap dua minggu sekali kepada Anda. Saya mengirim
uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan
menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk
berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan hati Anda.
Saya ingin memanfaatkan sisa hidup saya untuk
berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong
saya."

"O, jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu? Nyonya,
sebelumnya saya minta maaf kepada Anda. Memang uang
yang Nyonya kirimkan itu selalu saya belikan kembang,
tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara
anak Anda." jawab pria itu.

"Apa, maaf?" tanya wanita itu dengan gusar.

"Ya, Nyonya. Saya tidak menaruh kembang itu di sana
karena menurut saya, orang mati tidak akan pernah
melihat keindahan seikat kembang.

Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan
kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin
yang saya jumpai, atau mereka yang sedang bersedih.
Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka
dapat menikmati keindahan dan keharuman
kembang-kembang itu, Nyonya," jawab pria itu.

Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar
sopirnya segera pergi.

Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari
mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos
penjaga kuburan.

"Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya? Saya Ny .
Steven. Saya datang untuk berterima kasih atas nasihat
yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar
bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang
masih
hidup jauh lebih berguna daripada meratapi mereka yang
sudah meninggal.

Ketika saya secara langsung mengantarkan
kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo,
kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka
bahagia,
tetapi saya juga turut bahagia.

Sampai saat ini para dokter tidak tahu mengapa saya
bisa sembuh, tetapi saya benar-benar yakin bahwa
sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan
saya!"

Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena
mengasihani diri sendiri akan membuat kita
terperangkap di kubangan kesedihan. Ada prinsip yang
mungkin kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu
dengan menolong orang lain sesungguhnya kita menolong
diri sendiri.


Thanks & Best Regards,

Saturday, September 6, 2008

Lentera Jiwa: Kenapa Andy Noya Mengundurkan Diri Dari Metro TV

Lentera Jiwa


Senin, 25 Agustus 2008 23:55 WIB


Banyak yang bertanya mengapa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin
redaksi Metro TV. Memang sulit bagi saya untuk meyakinkan setiap orang yang
bertanya bahwa saya keluar bukan karena 'pecah kongsi' dengan Surya Paloh,
bukan karena sedang marah atau bukan dalam situasi yang tidak menyenangkan.
Mungkin terasa aneh pada posisi yang tinggi, dengan 'power' yang luar biasa
sebagai pimpinan sebuah stasiun televisi berita, tiba-tiba saya
mengundurkan diri.


Dalam perjalanan hidup dan karir, dua kali saya mengambil keputusan sulit.
Pertama, ketika saya tamat STM. Saya tidak mengambil peluang beasiswa ke
IKIP Padang. Saya lebih memilih untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi
Publisistik di Jakarta walau harus menanggung sendiri beban uang kuliah.
Kedua, ya itu tadi, ketika saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari
Metro TV.


Dalam satu seminar, Rhenald Khasali, penulis buku Change yang saya kagumi,
sembari bergurau di depan ratusan hadirin mencoba menganalisa mengapa saya
keluar dari Metro TV. ''Andy ibarat ikan di dalam kolam. Ikannya terus
membesar sehingga kolamnya menjadi kekecilan. Ikan tersebut terpaksa harus
mencari kolam yang lebih besar.''


Saya tidak tahu apakah pandangan Rhenald benar. Tapi, jujur saja, sejak
lama saya memang sudah ingin mengundurkan diri dari Metro TV. Persisnya
ketika saya membaca sebuah buku kecil berjudul Who Move My Cheese.Bagi Anda
yang belum baca, buku ini bercerita tentang dua kurcaci. Mereka hidup dalam
sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang satu selalu berpikiran
suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal akan habis. Karena itu, dia
selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika keju di situ habis, dia
dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain. Sebaliknya, kurcaci yang
kedua, begitu yakin sampai kiamat pun persediaan keju tidak akan pernah
habis.


Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak sahabatnya
untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat lain. Sang
sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya 'dipindahkan' oleh seseorang dan
nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak perlu mencari
keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia memutuskan menunggu
terus di tempat itu sampai suatu hari keju yang hilang akan kembali. Apa
yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan menunggu sampai kemudian mati
kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap tadi sudah menemukan labirin
lain yang penuh keju. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan di tempat lama.


Pesan moral buku sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita merasa nyaman
di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi perubahan
dan tantangan yang lebih besar. Mereka yang tidak mau berubah, dan merasa
sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu.


Setelah membaca buku itu, entah mengapa ada dorongan luar biasa yang
menghentak-hentak di dalam dada. Ada gairah yang luar biasa yang mendorong
saya untuk keluar dari Metro TV. Keluar dari labirin yang selama ini
membuat saya sangat nyaman karena setiap hari 'keju' itu sudah tersedia di
depan mata. Saya juga ingin mengikuti 'lentera jiwa' saya. Memilih arah
sesuai panggilan hati. Saya ingin berdiri sendiri.


Maka ketika mendengar sebuah lagu berjudul 'Lentera Jiwa' yang dinyanyikan
Nugie, hati saya melonjak-lonjak. Selain syair dan pesan yang ingin
disampaikan Nugie dalam lagunya itu sesuai dengan kata hati saya, sudah
sejak lama saya ingin membagi kerisauan saya kepada banyak orang.


Dalam perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang merasa
tidak bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan saya, yang
sudah menduduki posisi puncak di suatu perusahaan asuransi asing, mengaku
tidak bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan jabatan ternyata tidak
membuatnya bahagia. Dia merasa 'lentera jiwanya' ada di ajang pertunjukkan
musik. Tetapi dia takut untuk melompat. Takut untuk memulai dari bawah. Dia
merasa tidak siap jika kehidupan ekonominya yang sudah mapan berantakan.
Maka dia menjalani sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia tidak bahagia.


Ketika diminta untuk menjadi pembicara di kampus-kampus, saya juga
menemukan banyak mahasiswa yang tidak happy dengan jurusan yang mereka
tekuni sekarang. Ada yang mengaku waktu itu belum tahu ingin menjadi apa,
ada yang jujur bilang ikut-ikutan pacar (yang belakangan ternyata putus
juga) atau ada yang karena solider pada teman. Tetapi yang paling banyak
mengaku jurusan yang mereka tekuni sekarang -- dan membuat mereka tidak
bahagia -- adalah karena mengikuti keinginan orangtua.


Dalam episode Lentera Jiwa (tayang Jumat 29 dan Minggu 31 Agustus 2008),
kita dapat melihat orang-orang yang berani mengambil keputusan besar dalam
hidup mereka. Ada Bara Patirajawane, anak diplomat dan lulusan Hubungan
Internasional, yang pada satu titik mengambil keputusan drastis untuk
berbelok arah dan menekuni dunia masak memasak. Dia memilih menjadi koki.
Pekerjaan yang sangat dia sukai dan menghantarkannya sebagai salah satu
pemandu acara masak-memasak di televisi dan kini memiliki restoran sendiri.
''Saya sangat bahagia dengan apa yang saya kerjakan saat ini,'' ujarnya.
Padahal, orangtuanya menghendaki Bara mengikuti jejak sang ayah sebagai
dpilomat.


Juga ada Wahyu Aditya yang sangat bahagia dengan pilihan hatinya untuk
menggeluti bidang animasi. Bidang yang menghantarkannya mendapat beasiswa
dari British Council. Kini Adit bahkan membuka sekolah animasi. Padahal,
ayah dan ibunya lebih menghendaki anak tercinta mereka mengikuti jejak sang
ayah sebagai dokter.


Simak juga bagaimana Gde Prama memutuskan meninggalkan posisi puncak sebuah
perusahaan jamu dan jabatan komisaris di beberapa perusahaan. Konsultan
manajemen dan penulis buku ini memilih tinggal di Bali dan bekerja untuk
dirinya sendiri sebagai public speaker.


Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam kehidupan
yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak yang tidak tahu
bagaimana cara mencapainya.


Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di bidang yang
dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu gembira
dalam menikmati hidup. ''Bagi saya, bekerja itu seperti rekreasi. Gembira
terus. Nggak ada capeknya,'' ujar Yon Koeswoyo, salah satu personal Koes
Plus, saat bertemu saya di kantor majalah Rolling Stone. Dalam usianya
menjelang 68 tahun, Yon tampak penuh enerji. Dinamis. Tak heran jika malam
itu, saat pementasan Earthfest2008, Yon mampu melantunkan sepuluh lagu
tanpa henti. Sungguh luar biasa. ''Semua karena saya mencintai pekerjaan
saya. Musik adalah dunia saya. Cinta saya. Hidup saya,'' katanya.


Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang
sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab mereka sudah
menemukan lentera jiwa mereka.












Tuesday, September 2, 2008

Janji Sang Optimis

Berjanjilah kepada Diri Sendiri :

Menjadi kuat sehingga tak ada yang bisa mengganggu ketenangan
pikiran Anda.
Bicara tentang kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan kepada
setiap orang yang Anda temui.
Membuat semua teman Anda merasa ada sesuatu yang berharga dalam
diri mereka.
Melihat sisi baik segala sesuatu dan mewujudkan optimisme Anda.
Berpikir hanya yang terbaik, bekerja hanya untuk yang terbaik,
dan mengharapkan hanya yang terbaik.
Bersikap sama bersemangatnya tentang kesuksesan orang lain seperti
tentang kesuksesan Anda sendiri.
Melupakan kesalahan masa lalu dan terus maju menuju pencapaian
yang lebih besar di masa depan.
Berwajah ceria setiap saat dan tersenyum kepada setiap makhluk
hidup yang Anda temui.
Memberikan begitu banyak waktu untuk perbaikan diri sendiri sehingga
Anda tak punya waktu untuk mengkritik orang lain.
Menjadi terlalu bijaksana untuk khawatir, terlalu mulia untuk marah, terlalu
kuat untuk takut, dan terlalu bahagia untuk membiarkan ada masalah.
Berpikir baik tentang diri sendiri dan menyatakan fakta ini kepada dunia,
tidak dalam perkataan sombong tapi dalam tindakan mulia.
Hidup dengan keyakinan bahwa seluruh dunia memihak Anda selama Anda
selalu memberikan upaya terbaik Anda.

Catatan : "Janji sang Optimis" pertamakali dipublikasikan di tahun 1912
dalam buku karya Christian D. Larson, /Your Forces and How To Use Them/
(Diambil dari buku "The Key" karangan Joe Vitale)

Monday, September 1, 2008

Aku Belajar Bahwa

Aku Belajar bahwa...
Tidak selamanya hidup ini indah
Kadang Tuhan mengijinkan aku melalui derita
Tetapi aku tahu bahwa ia tidak pernah meninggalkanku
Sebab itu aku belajar menikmati hidup ini dengan bersyukur

Aku belajar bahwa...
Tidak semuanya yang kuharapkan akan menjadi kenyataan
Kadang Tuhan membelokkan rencanaku
Tetapi aku tahu bahwa itu lebih baik
daripada yang aku rencanakan
Sebab itu aku belajar menerima semua itu
dengan sukacita

Aku belajar bahwa...
Percobaan itu pasti datang dalam hidupku
Aku tidak mungkin berkata, "Tidak Tuhan!"
Karena aku tahu bahwa semua itu tidak melampaui kekuatanku
Sebab itu aku belajar menghadapinya dengan sabar

Aku belajar bahwa...
Tidak ada kejadian yang harus disesali dan ditangisi
Karena semua rancanganNya indah bagiku
Maka dari itu aku akan bersyukur dan
bersukacita didalam segala perkara
Karena dengan bersyukur dan bersuka cita
menyehatkan jiwaku dan menyegarkan hidupku
Inilah yang kudapat dari setiap perkataan Bapaku
yang di surga
Yang adalah YA dan AMIN

Campur Tangan Tuhan

Campur Tangan Tuhan

Berapa kali Saudara berlari kepada Tuhan dalam
hidup ini? Mungkin jawabannya adalah banyak kali,
namun jika pertanyaannya; dalam situasi apa Saudara
berlari kepada Tuhan? mungkin jawabnya adalah
ketika masalah besar datang menghadang yang
membuat hidup menjadi serba berat dan membingungkan.

Kalau memang demikian, rasa-rasanya Tuhan bagaikan
service centre (pusat pelayanan) yang harus siap sedia
sepanjang waktu menjawab setiap keluhan kita, dengan
cara, hasil seperti yang kita mau. Bahkan, untuk mendapatkan
bantuan-Nya, tak jarang siap sedia sepanjang waktu menjawab
setiap keluhan kita, dengan cara, hasil seperti yang kita mau.
Bahkan, untuk mendapatkan bantuan-Nya, tak jarang kita melakukan
tawar-menawar. Tak jarang pula, kalau akhirnya situasi berjalan sesuai
dengan rencana maka kita melupakan berkat yang diberikan Tuhan
kepada kita.

Manusia sering lupa, Tuhan telah menyiapkan rencana-rencana indah
untuk kehidupan masing-masing dari kita, namun seringkali keegoisan kita
telah menghancurkannya, berakhir dengan masalah yang memberatkan kita
sendiri.

Walaupun maslah tersebut akibat ulah kita sendiri, namun Tuhan tetap mau
menyelesaikan
untuk kita karena Dia terus berharap untuk merancang kehidupan yang
indah bersamamu.
Sadar atau tidak, terkadang penyelesaian atas masalah kita terjadi
diluar pikiran (ndilalahe; jawa),
saat itulah Tuhan campur tangan atas masalah yang kita hadapi.

Serahkan hidupmu dan biarkan Tuhan melakukan kehendakNya atas dirimu,
niscaya engkau
akan bermandikan cahaya dan bertahtakan bintang.
Bukankah yang memahami seluruh kehidupan kita adalah Tuhan kita sendiri,
lantas mengapa kita
masih bersikeras bahwa kita-lah yang menentukan segalanya dalam hidup ini?

"Marilah kepada-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberikan kelegaan"
kepadamu (Mat 11:28)

Saturday, August 30, 2008

Bersama Tuhan Lebih Enak

Bersama Tuhan Lebih Enak                                                                                           

Pada usia empat tahun anak laki-laki sulung saya, Nathan, tidak dapat
berbicara. Ada sekitar enam dokter spesialis THT yang menyatakan bahwa
dia
mengalami telat berbicara. Lalu saya bawa dia berobat ke Jakarta .
Setelah
dua minggu menjalani pemeriksaan, anak saya dinyatakan cacat permanen
dan
tidak ada obat atau terapi untuk membuatnya dapat berbicara. Karena
tidak
puas dengan semuanya, maka saya bawa dia berobat ke Australia , dan di
sana juga dokter menyatakan bahwa anak saya cacat permanen karena
terkena
virus anjing.

Tetapi saya ingat bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang hidup.
Saya cuma kembalikan sepenuhnya anak saya kepada Tuhan dan berharap
untuk
mendapatkan suatu mukjizat. Sejak saat itu saya selalu berusaha ikut
berbagai KKR agar anak saya bisa mengalami kesembuhan ilahi. Dimana ada
KKR, di sana pasti ada anak saya, Nathan. Tetapi mukjizat belum juga
terjadi. Rupanya Tuhan mempunyai rencana yang lain bagi anak saya.

Pada suatu hari Tuhan menjawab pergumulan saya. Dia berkata, ?Kalau
rohanimu bertumbuh 5% saja, maka anakmu juga akan sembuh 5%, demikianlah
seterusnya.? Ketika Tuhan berbicara tentang pertumbuhan rohani, saya
bingung karena pada waktu itu saya sudah melayani Tuhan. Tetapi ternyata
di hadapan Tuhan saya ini nol karena hati dan perbuatan saya tidak
sesuai
dengan firman Tuhan. Setelah saya mengerti, saya mulai melangkah dan
memperbaiki hidup saya. Yang dulunya saya suka menonton blue film,
menipu,
berbuat jahat kepada orang lain dan banyak lagi segi kehidupan saya yang
kotor, semuanya itu saya buang.

Mukjizat terjadi pada saat anak saya berusia tujuh tahun. Dia mulai bisa
berbicara. Saat dia memanggil saya, ?Papa!?, itu bukan kebahagiaan yang
biasa saja, tetapi amat sangat luar biasa karena saya melihat dengan
sungguh-sungguh bahwa itu adalah mukjizat dari Tuhan. Menurut
perhitungan
dan pengetahuan dokter anak saya tidak akan dapat dan tidak akan pernah
dapat berbicara. Tetapi bukan demikian kata Tuhan. Karena Tuhan semakin
menunjukkan kuasa-Nya saya semakin memperbaiki hidup saya dengan
sungguh-sungguh. Dan puji Tuhan, karena karakter saya menjadi semakin
baik
dan semakin baik, maka anak saya menjadi semakin sembuh.

Pada saat dia lulus dari Sekolah Luar Biasa (SLB), saya kemudian
menyekolahkan Nathan di sekolah normal. Dia mengalami kesulitan karena
pelajaran di sekolah normal jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di
SLB.
Setiap kali menghadapi ulangan harian, dia kedodoran. Bisa mendapatkan
nilai 3 saja kami sudah sangat bangga. Tetapi pada suatu ketika saat dia
mau menghadapi ulangan umum dia menanyakan apa yang harus dia lakukan
dan
saya bilang, ?Tuhan Yesus pasti tolong kamu. Tuhan Yesus pasti tolong
kamu. Tuhan Yesus pasti tolong kamu. Sekarang tugasmu adalah belajar
sebisamu.? Pada pagi harinya saat saya antar ke sekolah dia meminta saya
menumpangkan tangan, berdoa baginya dan saya juga meminta dia untuk
berdoa
dahulu sebelum mengerjakan soal-soal.

Pada saat dia menghadapi ulangan umum, saya berpuasa untuknya.. Ketika
pulang sekolah dia menceritakan bahwa sesungguhnya dia tidak mampu
mengerjakan soal-soal ulangan, tetapi malaikat Tuhan menolong dia.
Tangannya terus menulis jawaban dan dia tidak bisa menghentikannya. Dia
rasakan bahwa Tuhan telah menjamah tangannya. Ternyata benar apa yang
dia
katakan. Dia mendapatkan ranking 2 di kelasnya. Sontak sekolahnya sempat
gempar. Bahkan Kepala Sekolah mencurigai bahwa Wali Kelasnya menjual
jawaban soal kepada anak saya, karena mereka semua tahu bahwa anak saya
tidak cerdas.

Karena kuasa Tuhanlah, anak saya dari yang tidak mampu dijadikannya
menjadi mampu. Anak saya semakin tumbuh dalam hal rohani karena dia juga
melihat mukjizat demi mukjizat terjadi dalam hidupnya. Bahkan Tuhan
angkat
dia masuk ke Universitas melalui jalur prestasi dan mendapatkan
beasiswa.

Pada suatu hari setelah dia menyelesaikan ujian SMA-nya, isteri saya
yang
menjemput dia pulang sekolah. Dalam perjalanan, dia berkata, ?I love
you,
mom!? Saya mengasihi mama dan saya sangat mencintai mama.

Sesampai di rumah dia merapikan dirinya, kemudian makan dan sempat
bergurau dengan mamanya. Sekitar jam 13.30 dia pamit untuk tidur. Dan
pada
jam 14.00 siang itu anak saya dipanggil Tuhan pulang ke rumah Bapa di
Sorga. Hal itu baru diketahui isteri saya sekitar jam 16.30 sore. Isteri
saya menemukan Nathan sudah meninggal ketika dia bermaksud
membangunkannya. Dia meninggal dengan keadaan yang sangat tenang. Dapat
dilihat dari tempat tidur yang masih tertata sangat rapi.

Aku sangat terguncang, bahkan tidak tahu kemana harus kubawa hidupku
ini.
Isteriku dan anakku yang bungsu histeris. Mereka membentur-benturkan
kepala mereka ke tembok, sehingga kurangkul paksa mereka supaya mereka
tenang dan kami mulai berdoa.

Aku berkata, "Tuhan Yesus, Engkau sungguh baik, karena di saat badai
seperti ini Engkau memiliki maksud dan rencana yang indah bagi kami dan
kami percaya Engkau tidak akan meninggalkan anak-anak-Mu pada waktu
menderita."

Saat itu aku merasa ada yang aneh. Secara jujur aku tidak kuat
menghadapi
semua itu, tetapi di hatiku tidak ada sedikitpun perasaan yang
menyalahkan
Tuhan. Yang ada hanya rasa syukur. Kami bersyukur karena kasih Tuhan
yang
luar biasa itu melingkupi kami.

Saat Nathan dimasukkan ke dalam es untuk diawetkan, pada pagi hari jam 8
ada SMS masuk dari Amerika yang menyampaikan bahwa: "AKU sangat
mengasihi
anakmu." Bukan itu saja, Dia kirimkan dua orang hamba Tuhan yang tidak
kukenal dan juga mereka menyampaikan pesan yang sama: "Aku telah
mengirimkan para malaikat-Ku untuk menjemput anakmu. Sekarang anakmu
menjadi bagian dari para penyembah-Ku dan bersukacita bersama-Ku."

Aku pegang semua itu, meskipun aku tidak tahu apa maksudnya. Aku mulai
berpuasa selama 40 hari dan Tuhan menjawab melalui firman-Nya yang
terdapat di dalam Wahyu 14:2-5 yang berbunyi: "Dan aku mendengar suatu
suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang
dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi
yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di
hadapan
takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang
pun
yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh
empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. Mereka adalah
orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan ,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang
mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari
antara
manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela."
Ayat-ayat itu membuatku menangis pada malam itu. Dan ayat-ayat itu terus
terngiang-ngiang di dalam pikiranku selama seminggu.
Lalu pada tanggal 21 Juni 2006 pukul 4 pagi ada dorongan roh yang kuat
agar aku berdoa. Dan aku taat. Dalam keadaan sadar 100% kurasakan rohku
keluar dari tubuhku dan Tuhan menaruh aku di suatu tempat dimana kulihat
Tuhan Yesus duduk memangku seseorang dalam kemuliaan-Nya.

Meskipun aku tidak dapat melihat dengan jelas, tetapi kurasakan damai
sejahtera dan sukacita yang luar biasa. Dan sinar kemuliaan Tuhan yang
putih bening seperti kristal itu memancar penuh kemilau. Oh, betapa
indahnya dan tak dapat kugambarkan dengan kata-kata!

Dalam sinar kemuliaan itu Dia berkata, "Waktu-Ku tidak lama." Setelah
itu
kulihat Nathan turun dari pangkuan-Nya dan berjalan tiga langkah ke
arahku. Nathan memelukku dan aku memeluknya dengan erat dan menciuminya.

Aku mengajukan tiga pertanyaan kepadanya. Pertama, apakah kamu mau hidup
lagi di dunia, Nathan? Ia menggelengkan kepalanya. Kedua, apakah kamu
sudah menjadi bagian dari tim pujian dan penyembahannya Tuhan seperti
tertulis dalam Wahyu 14:2-5? Dia menganggukkan kepalanya. Ketiga, apakah
kamu sudah bersukacita di sini? Dia kembali menganggukkan kepalanya.

Setelah itu aku berkata, "Selamat jalan, Nathan! Kita akan bertemu lagi
kelak!" Kulihat Nathan berjalan mundur dengan melambaikan tangannya
kepadaku dan menghilang.

Ketika rohku kembali, tubuhku terasa bergoncang. Bahkan sempat aku
serasa
mau rebah. Dunia ini sangat mengerikan. Bumi gelap gulita, bahkan untuk
melihat tanganku pun tidak bisa.

Setelah itu aku baru bisa menangis. Padahal waktu bertemu dengan anakku,
tidak ada rasa haru, tidak ada dukacita, tetapi yang ada hanyalah damai
sejahtera dan sukacita yang luar biasa. Dan jika waktu itu Tuhan
menawariku untuk tinggal dan tidak kembali lagi ke dunia, aku pasti mau,
karena bersama dengan Tuhan itu jauh lebih enak.

Setelah kejadian demi kejadian kualami, sekarang hubunganku dengan Tuhan
bertambah intim dan mesra. Suatu hubungan yang tak dapat diutarakan
dengan
kata-kata.

Sumber kesaksian: Handoko W & Christiani Hartono SH seperti yang dimuat
dalam Tabloid Keluarga Edisi 20



Thursday, August 21, 2008

Badai Pasti Berlalu

Bukan menjadi rahasia lagi jika setiap dari kita akan mengalami masalah setiap harinya. Entah itu berkaitan dengan diri sendiri, keluarga, pekerjaan atau mungkin dengan lingkungan sekitarnya. Tak jarang, masalah-masalah tersebut membuat kita tidak dapat menikmati makanan yang kita santap, istirahat malam, perasaan menjadi tidak tenang dan ironisnya takut menghadapi hari esok.

Harus diakui tak selamanya masalah yang terjadi selalu dapat diatasi. Adakalanya kita tidak mampu mengatasi sebuah masalah yang terjadi dalam hidup ini. Berbagai macam cara dicoba namun seringkali hanya membuat diri ini semakin terjerumus dalam lembah pertanyaan tak berujung. Akhirnya malah kebingungan yang tersisa dan bahkan kesehatan pun jadi taruhannya.

Manusia bukanlah Tuhan. Kita mempunyai keterbatasn, tak ayal pada saat tertentu kita akan berhenti karena keterbatasan kita itu. Sudah sepantasnya kita berlari menuju tempat yang memiliki kesempurnaaan yaitu Tuhan. Tuhan telah menyediakan jalan keluar untuk segala masalah yang kita hadapi. Di dalam kebesaran namanya, Tuhan akan selalu membantu orang yang mau percaya dan berserah denganNya. Pertanyaannya, apakah kita mau percaya dan berserah kepadaNya?

Sebuah pepatah kuno mengatakan, badai pasti berlalu. Pepatah yang terlihat mudah diucapkan namun sulit ketika mengalaminya.
Percayalah Saudaraku, bahwa Dia tetap peduli dengan masalah kita. Sekecil apapun masalah Anda, Dia tetap mengetahuinya. Tuhan tidak tutup telinga atas setiap doa Anda, Dia mendengarnya, dan Dia hanya minta sabar dan percayalah kepadaKu. Segalanya menjadu mungkin jika bersama Tuhan.

Mengapa kamu begitu takut?
Mengapa kamu tidak percaya? (Mrk 4:40)

Salam hangat,
Henry Y

Friday, August 15, 2008

Kesempatan itu Sebanyak Kau Bernafas

Seorang teman pernah berkata, kesempatan itu hanya datang sekali saja,
jadi jangan pernah dilewatkan.
Untuk sesaat, perasaan menyetujui pendapat itu, namun jauh di lubuk
hati, kita menyadari bahwa hidup kita berawal dari sebuah kesempatan emas.
Bukankah setiap bangun pagi adalah awal Tuhan memberikan kesempatan
emas? Coba mari kita hitung, sudah berapa lama kita hidup di dunia?
Sebanyak itulah kesempatan emas yang Tuhan telah berikan kepada kita.

Seringkali kita menganggap sepele kesempatan emas untuk hidup setiap
harinya. Kita malah lebih bersyukur saat proyek yang jutaan rupiah
didapat, dibanding dengan kesempatan untuk hidup lagi. Padahal
kesempatan untuk hidup lagi itulah yang membuat kesempatan itu datang lagi.

Jika Tuhan berkenan memberikan kesempatan hidup lagi untuk kita, maka
Dia juga akan memberikan ksempatan-kesematan indah lainnya. Dia akan
memberikan lagi kesempatan yang pernah kau tinggalkan, pekerjaan baru
yang pernah kau anggap remeh, ataupun teman baru yang telah Dia panggil
kembali. Semua itu akan terjadi, jika kau mau percaya kepadaNya.

Jangan pernah menyerah, dan teruslah berharap sebab akan selalu ada
kesempatan baru untuk kita karena Tuhan selalu memberi kesempatan
kepada kita sebanyak kita bernafas hari ini.

Setiap Hari Dalam Hidupmu adalah Istimewa

Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan underwear. Dia membuka
bungkusan berbahan sutra, "Ini,......" , dia berkata, " Bukan bungkusan
yang asing lagi....." Dia membuka kotak itu dan memandang underwear
berbahan sutra serta kotaknya.
"Istriku membeli ini ketika pertama kali kami pergi ke New York ,
Kira-kira 8 atau 9 tahun yang lalu. Dia tidak pernah mengeluarkan bungkusan
ini apalagi mengenakannya. Karena menurut dia, hanya akan dia gunakan untuk
kesempatan yang istimewa."
Dia melangkah ke dekat tempat tidur dan meletakkan bungkusan tersebut di
dekat pakaian yang dia pakai ketika pergi ke pemakaman. Istrinya baru saja
meninggal.
Dia menoleh padaku dan berkata:
"JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN ISTIMEWA, KARENA SETIAP
HARI DALAM HIDUPMU ADALAH ISTIMEWA!"

Aku masih berpikir bahwa kata-kata itu akhirnya mengubah hidupku. Sekarang
aku lebih banyak membaca dan mengurangi bersih-bersih. Aku duduk di sofa
tanpa khawatir tentang apapun. Aku meluangkan waktu lebih banyak bersama
keluargaku dan mengurangi waktu bekerjaku.
Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya menjadi sumber pengalaman, supaya
bisa hidup, tidak semata-mata supaya bisa survive (bertahan hidup)saja.
Aku tidak lagi berlama-lama menyimpan sesuatu. Aku menggunakan gelas-gelas
kristal kesayanganku setiap hari. Aku akan mengenakan pakaian baru untuk
pergi ke Supermarket, jika aku menyukainya. Aku tidak akan menyimpan parfum
specialku untuk kesempatan istimewa, aku menggunakannya kemana pun aku
menginginkannya.
Kata-kata "Suatu Hari ....." dan "Suatu saat nanti......" sudah lenyap
dari kamusku.
Jika dengan melihat, mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi
berharga, aku ingin melihat, mendengar atau melakukannya sekarang.

Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istri temanku itu, apabila dia tahu
dia tidak akan ada di sana pagi berikutnya. Ini yang tak seorangpun mampu
mengatakannya.
Aku berpikir, jika dia tahu, mungkin malam sebelumnya dia pasti akan
mengenakan underwear kesayangannya itu.
Atau sehari sebulumnya dia akan menelepon rekan-rekannya serta sahabat
terdekatnya.
Barangkali juga dia akan menelpon teman lama untuk berdamai atas
perselisihan yang pernah mereka lakukan.
Mungkin dia akan pergi makan Martabak Spesial, makanan favoritnya bersama
suaminya.

Semua ini adalah hal-hal kecil yang mungkin akan kita sesali jika tak
sempat kita lakukan.
Kita akan menyesalinya, karena kita tidak akan lebih lama lagi melihat
orang-orang yang kita sayangi.
Aku teringat orang-orang yang aku kasihi. Aku akan menyesal dan akan merasa
sedih, jika aku tidak sempat mengatakan betapa aku sangat mencintai mereka.
Sekarang, aku akan mencoba untuk tidak menunda Atau menyimpan apapun yang
bisa membuatku tertawa dan bisa membuatku menikmati hidup.

Dan setiap pagi, aku akan berkata kepada diriku sendiri bahwa hari ini
adalah hari yang istimewa bagiku. Setiap hari, setiap jam, setiap menit,
adalah istimewa?

Apabila kamu mendapatkan pesan ini, itu karena seseorang peduli padamu, dan
mungkin karena ada seseorang yang seharusnya kamu pedulikan.
Jika kamu terlalu sibuk untuk mengirimkan pesan ini kepada orang lain dan
kamu berkata kepada dirimu sendiri bahwa kamu akan mengirimkannya "suatu
saat nanti.....",
Ingatlah bahwa " suatu saat nanti" itu sangat jauh.
Dan mungkin tidak akan pernah datang padamu.....

Foto Malaikat

Adakah orang yang Akan Mendoakan Kita? ,

Good story?



Adakah orang yang Akan Mendoakan Kita?




Seorang pengusaha sukses jatuh di
kamar mandi dan akhirnya stroke. Sudah 7 malam dirawat diRS di ruang ICU. Di
saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat
menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.




Malaikat memulai pembicaraan, 'Kalau
dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup.
Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu
artinya kau akan meninggal dunia!

'Kalau hanya mencari 50 orang, itu
mahgampang .. . ' kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan
berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah
disepakati.




Tepat
pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha
bertanya, 'Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat
aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya
mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang
sulit'.




Dengan
lembut si Malaikat berkata, 'Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati
yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu,
sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu
dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu'.



Tampa
menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV
siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka
dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang
berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi
mereka'.




Kata
Malaikat, 'Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan
kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan
kesembuhanmu'




Kembali terlihat dimana si istri
sedang berdoa jam 2:00 subuh, ' Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku
bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan
kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan
sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang
tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau
titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan
seorang ayah. Hamba tidak mampu
membesarkan mereka seorang diri.'

Dan setelah itu istrinya berhenti
berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan
tirus karena kurang istirahat'.




Melihat peristiwa itu,

tampa terasa, air mata
mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia
bukanlah suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Malam
ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak
padanya.




Waktu
terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang
makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini,penyesalan yang luar biasa.
Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang
berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia
bertanya,'Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman
organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?'




Jawab
si Malaikat, '
Ada
beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri
penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan,
egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak
bersalah'. Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam
yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si
istri yang setia menjaganya sepanjang malam.




Air
matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah
sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku
si bungsu.




Ketika
waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,'Anakku, Tuhan
melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! Kau tidak jadi meninggal,karena ada 47
orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00'.




Dengan
terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang
itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia
kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si
pengusaha pelan. 'Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa
bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari
popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar
negeri. '




'Tadi
pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalauseorang
pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di
koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah
menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat
kesembuhanmu. '

Doa
sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu. Tidak terbeban
untuk berdoa bagi orang lain.




Ketika
kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan
saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin saja pada saat kita
mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang
mengasihi dia.




Disaat
kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa
melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Hindarilah
perbuatan menyakiti orang lain... Sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang
lain.

Terima kasih

Karena pahlawan sejati,
bukan dilihat
dari kekuatan phisiknya,tapi dari kekuatan hatinya. Katakan ini dengan pelan,
'Ya TUHAN saya mencintai-MU dan membutuhkan-MU, datang dan terangilah hati kami
sekarang...!!!'.

JANJIMU SEPERTI FAJAR (story behind the song) ,

Semoga kita semakin dikuatkan di dalam Tuhan dengan kisah ini...Tuhan
memberkati..



JANJIMU SEPERTI FAJAR (story behind the song)


"JanjiMu s'perti fajar pagi hari....
yang tiada pernah terlambat bersinar....
cintaMu s'perti sungai yang mengalir....
dan kutahu betapa dalam kasihMu.........."

Demikian lirik dari reff lagu "JanjiMu Seperti Fajar".
Hampir semua umat Kristen dari berbagai denominasi Gereja bisa menyanyikannya.
Saya ingat, suatu kali dalam pelayanan kunjungan ke Rumah Sakit,
kami menyanyikan lagu-lagu penghiburan dari kamar ke kamar, untuk menguatkan dan memberi
pengharapan kepada pasien-pasien yang sedang terbaring lemah di Rumah Sakit.

Ada seorang pasien yang meminta lagu JanjiMu Seperti Fajar dinyanyikan.
Pasien ini menderita kanker stadium lanjut dan sudah sangat lemah.
Kerabat keluarga yang dikasihi mengelilinginya, dan bersama-sama kami menyanyikan lagu
ini.
Tak terasa airmata menetes. Rasa haru yang dalam begitu kuat menguasai kami, dan kasih
Bapa terasa dicurahkan atas pasien itu.
Teman-teman juga pasti mengalaminya saat menyanyikan lagu ini.
Ada kekuatan baru yang dilimpahkan ke atas setiap yang menyanyikannya.
Yang jelas...banyak orang diberkati, tapi nggak banyak yang tahu siapa penulis lagu ini.
Penasaran ???
Untuk itu, saya sengaja meminta kepada songwriter, Afen, untuk menuliskan story behind
the song. Apa yang dialaminya, sehingga lagu yang sangat powerful ini tercipta. Original
lho. From the deepest heart of songwriter "JanjiMu Seperti Fajar".......



Nama saya Afen Hardianto.

Saya tinggal di Malang bersama dengan istri dan 2 anak saya yang perempuan 6 tahun dan
yang laki-laki 4 tahun.
Saya berpacaran dengan istri saya sejak duduk dibangku SMA. Pada masa kita masih pacaran
hubungan kita ditentang oleh keluarga istri saya. Tetapi kita tetap berpacaran sampai
akhirnya kita mendapatkan restu untuk menikah. Tanpa saya sadari ternyata saya menyimpan
kepahitan dari akibat hubungan kami yang dulunya ditentang.



Dan kepahitan itu saya simpan dan pupuk dan saya bawa di pernikahan sampai menyebabkan
hubungan saya dengan istri menjadi kurang harmonis di tahun-tahun awal pernikahan kami.
Kemudian masuklah pihak ke tiga yang semakin memperkeruh keadaan rumah tangga kami. Dan
rumah tangga saya semakin amburadul.
Saya menolak dan menganggap istri saya sebagai penghalang kebahagiaan saya, sehingga
saya membenci istri saya. Rasa cinta terhadap istri sudah tidak ada lagi, yang ada
adalah kebencian yang menumpuk. Saya selalu menyakiti hati istri saya, walaupun istri
saya tidak membalas tetapi saya semakin menyakitinya.
Saya tidak mempedulikan anak saya, dan saya pun sibuk dengan keegoisan saya sendiri.
Yang dilakukan istri saya hanya berdoa dan berpuasa, bahkan saat ia mengandung anak kami
yang ke 2, ia berpuasa Ester untuk saya.
Istri saya menutupi segala keadaan yang terjadi dalam rumah tangga kami dari
keluarganya. Ia berpegang pada firman Tuhan di Amsal 21:1 :
"jika hati raja-raja ada didalam genggaman tangan Tuhan,
apalagi hati seorang Afen"

Tetapi saya tetap tidak memperdulikannya sampai pada akhirnya saya menyuruh istri saya
untuk pergi dan saya antarkan istri dan anak saya pulang ke rumah orang tua istri saya.
Dan orang tua istri saya pun menerima mereka dan juga menghendaki perpisahan ini dan
megharapkan akan berujung pada perceraian. Saat itu istri saya berkata kepada saya, ini
bukan akhir dari segalanya. Setelah saya meninggalkan istri dan anak saya, saya berpikir
saya akan menjalani hidup saya yang baru. Tetapi pada suatu malam pada saat saya sendiri
Tuhan mengingatkan saya pada anak saya yang pertama, saya tiba-tiba merasakan rindu dan
kangen sekali pada anak saya itu. Waktu itu anak saya masih berusia 1,5 tahun. Hati saya
hancur dan saya menangis.
Saya berkata kepada Tuhan :
" Tuhan apakah akhir dari hidupku akan seperti ini, saya yang dari dulu (SMP) sudah
melayani Tuhan sebagai pemain musik tetapi apakah rumah tanggaku akan berakhir dengan
perceraian?"

Tiba-tiba Tuhan memberikan melodi kepada saya lagu : "JanjiMu Seperti Fajar", dimana
rencana saya lagu ini akan saya simpan untuk saya pribadi.
Tetapi pada saat pendeta saya mau rekaman, pendeta saya kekurangan 1 lagu dan ia
bertanya kepada saya, apa saya mempunyai lagu.
Dengan malu-malu saya tunjukkan lagu JanjiMu Seperti Fajar kepadanya.
Saya benar-benar tidak menyangka lagu tersebut ternyata menjadi berkat bagi banyak
orang, termasuk saya dan keluarga.




Dan singkat cerita Tuhan memulihkan keluarga saya.
Istri, dan anak-anak saya juga sudah kembali bersatu dengan saya.
Bahkan anak ke 2 saya yang dulu saya tolak dan lahir secara premature tanpa saya
dampingi juga lahir dalam keadaan yang normal dan sehat.
Dan setelah keluarga saya kembali bersatu, saya juga baru mengetahui bahwa pada saat
keluarga saya berantakan setiap hari istri saya menuliskan kata-kata iman di sebuah
buku.



Didalam tulisannya tersebut istri saya mengatakan :
Suamiku Afen pasti dikembalikan Tuhan padaku, keadaan ini adalah baik bagiku karena
pasti ada anugerah besar bagiku,
suamiku Afen adalah suami yang takut akan Tuhan,
suamiku Afen adalah suami yang mengasihiku,
semua ini mendatangkan kebaikan bagiku karena Tuhan pembelaku ada di pihakku.

Dan sekarang saya benar-benar merasakan pemulihan yang Tuhan kerjakan di dalam hidupku,
bahkan saya juga tidak menyangka bahwa lagu JanjiMu Seperti Fajar menjadi lagu terbaik
Indonesian Gospel Music Award 2006, menjadi theme song sebuah sinetron dengan judul yang
sama, dan Tuhan memelihara hidup kami sekeluarga juga melalui lagu tersebut.
Terima kasih Tuhan Yesus Memberkati.
(from Afen Hardianto)

....wow...sungguh testimony yang mengharu biru.
Teman-teman pasti lebih dikuatkan lagi ya.
Nggak pernah menyesal ikut Yesus, karena di dalam Yesus nggak ada tuh yang namanya dead
end. Selalu ada jalan keluar. Selalu ada pengharapan yang baru. Pengharapan yang tidak
pernah sia-sia.
Kalau Afen (especially his wife) mengalami jalan keluar, kita juga akan mengalami jalan
keluar.

Because our destiny is being more than a conquerer !!!
Selamat berjuang !!!